Lelaki Bajingan
Karya : SayaR
Sumber : www.wokeeh.com
Kalian kira aku bajingan?
Menunggu selama berbulan-bulan, tanpa kabar kepastian
Kalian sebut bajingan?
Dengan perasaan terkoyak menahan terekam kemesraan dihadapan
Kalian sebut bajingan?
Awal tahun 2018 kami mulai berjalan beriringan
Bergandengan tangan sampai ramai pembicaraan yang bukan-bukan
Dua bulan kemudian, jenuh menerjang kehiudpan
Akhirnya, aku tinggalkan tanpa belas kasihan
Tidak lama kemudian penyesalan hadir
Aku meminta "ujian susulan", gayung bersambut
Ia balas "ujian susulanku" dengan senyuman
Hati teramat senang melihat senyum manisnya kembali mengembang
Delapan bulan kami berenang di pulau kesenangan
Sampai akhirnya,
Aku kembali menorehkan luka lamanya
Dengan perasaan berat bak menopang rantai kapal lintas samudra
Aku meninggalkannya dalam luka menganga
Tangisan pilu pertanda cahaya mati terbekap kegelapan abadi
Sore itu, setelah aku meredupkan cahaya harapannya
Aku basah terhujani rintik-rintik hujan kepiluan dari Cimahi hingga Tamansari
Realitasnya sekarang,
Puisi "Aku Ingin Mencintaimu dengan Sederhana" aku jadikan pedoman
Karena aku tak sanggup menorehkan luka lama menganga,
Tapi mengikatmu dalam setiap doa.
Pulang
Karya : Hyt
Sumber: www.nu.or.id
Wahai pemilik jiwaku
Bolehkah aku meminta sedikit waktu?
Kumohon jangan dulu
Kau melantunkan terompetMu
Aku belum siap jika para penyeru
menjemputku
Bukannya aku tak rindu
Ataupun enggan menemuiMu
Aku hanya malu padaMu
Aku masih tetap mengenakan
Pakaian lusuhku
Bahkan akau masih setia pada paras redupku
Akan tetapi jika memang bibirku
Sudah membiru
Lalu ragaku sudah membeku
Dan bahkan aku harus terlelap dalam tidur panjangku
Izinkanlah aku untuk melantunkan
dua kalimat suciMu
Istana yang retak.
Karya : Camind
Ada yang kaku setelah pesta usai
Gaun, lilin, dan kegelapan.
Hanya bayangan bulat karena bulan,
Yang sinarnya menghujam.
Aku berdegub lagi,
Berbisik pada hati, kapan beranjak
Dari gedung yang sudah tak merona ini?
Lalu terbayang-bayang jawaban
Tentang gedung-gedung luar
Yang mungkin lebih kejam.
Aku memilih bungkam,
Mencintai mahkotaku,
cermin oval di kamar,
dan perhiasan sisa persiapan para dayang.
Tapi genting tiba-tiba terpecah,
Dan dadaku terbelah.
Terdengar ketukan pintu di lantai dasar istanaku.
“Siapa?” hatiku.
Rindu Kala Itu
Karya : Adyl
Sumber : www.traveltempo.co
Dulu,
Aku bisa bergerak semauku
Aku bisa bermain semauku
Aku bisa beraksi semauku
Saat ini,
Aku mulai membentuk diriku
Aku bergelut dengan tugas pokokku
Aku bersibuk untuk berwaktu
Hingga akhirnya,
Aku merasakan titik jemu
Belum menemukan titik temu
Dan aku butuh titik tumpu.
Terima Kasih
Karya : Kkad
Sumber : www.imgrumweb.com
Terimakasih, telah menghadirkan hari setelah fajar.
Mengadakan malam setelah senja,meski aku harus terus belajar bagaimana datang dan pergi.
Sebab, banyak hal yang kuketahui, namun sulkit ku mengerti.
Aku masih belajar, tentang ikhlas yang belum sepenuhnmya kupahami, syukur yang belum kumengerti, sabar yang kumiliki.Hanya sedikit paham yang kudapati, yang hadir tidak selalu tinggal. yang datang akan pulang.
Banyak yang sudah ku genggam, kucoba pertahankan.
Namun bukan yang kau izinkan.
Aku harus belajar, setelah itu kehilangan, kemudian mengikhlaskan.
Komentar
Posting Komentar